Senin, 05 April 2010

ASKEP TIROIDEKTOMI

A. Tiroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme
• Tiroidektomi total : kelenjar tiroid diangkata seluruhnya
• Tiroidektomi parsial : mengangkat sebagian kelenjar tiroid
B. Perawatan pre-operasi
1. Kadar hormon tiroid harus diupayakan dalam keadaan normal
2. Pemberian obat antitiroid masih tetap dipertahankan disamping menurunkan kadar hormon darah
3. Masalah jantung juga sudah harus teratasi
4. Kondisi nutrisi harus optimal, diet tinggi protein dan karbohidrat
5. Latih klien cara batuk yang efektif dan latih napas dalam
6. Ajarkan cara mengurangi peregangan pada luka operasi akibat rangsangan batuk dengan menahan di bawah, insisi dengan kedua tangan
7. Beri tahu pasien kemungkinan suara menjadi serak setelah operasi jelaskan bahwa itu adalah hal yang wajar dan dapat kembali seperti semula
C. Perawatan pasca operasi
1. Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit sampai stabil dan kemudian lanjutkan setiap 30 menit selama 6 jam
2. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan untuk menahan posisi kepala tetap ekstensi sampai klien sadar penuh
o Bila sadar, berikan posisi semi fowler, apabila memindahkan klien hindarkan penekanan pada daerah insisi
o Berikan obat analgesic sesuai program terapi
o Bantu klien batuk dan napas dalam setiap 30 menit
o Gunakan penghisap oral atau trachea sesuai kebutuhan
o Monitor komplikasi a/l :
 Perdarahan
 Distress pernapasan
 Hipokalsemia akibat pengangkatan paratiroid yang ditandai dengan tetani
 Kerusakan saraf laringeal
D. Pendidikan kesehatan
1. Penggunaan obat-obatan. Konsistensi waktu sangat perlu diperhatikan
2. Gunakan kipas angin/van atau ruangan ber AC agar klien dapat beristirahat
3. Pada klien dengan tiroidektomi total atau penggunaan obat antitiroid, jelaskan tanda hipotiroidisme dan hipertiroidisme
4. Jelaskan pada keluarga penyebab emosi yang labil pada klien dan bantu mereka untuk dapat menerima dan mengadaptasinya.
5. Ajarkan untuk followup secara teratur ketempat pelayanan terdekat

Asuhan Keperawatan
A, Pengkajian
Pengkajian secara pasien bedah saat kembali ke unit terdiri atas :
1. Respirasi
• Kepatenan jalan napas
• Kedalaman
• Frekuensi
• Bunyi napas
2. Sirkulasi
• tanda-tanda vital : T/D, suhu, nadi
• kondisi kulit : dingin, basah
• sianotis
3. Neurologi :
• tingkat respons
• neurosensori
• fungsi bicara :
• kualitas dan tonasi
4. Drainase :
• Mengantisipasi perdarahan :
Perhatikan cairan drainase yang keluar khususnya 24 jam pertama pasca operasi.
• Inspeksi balutan luka.
5. Kenyamanan
• Tipe nyeri dan lokasi
• Mual dan muntah
• Perubahan posisi yang dibutuhkan
6. Keselamatan :
Kebutuhan akan pagar tempat tidur
7. Peralatan : diperiksa untuk fungsi yang baik

B. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan I
Bersihkan jalan napas tak efektif yang b/d obstruksi akibat perdarahan atau edema daerah insisi.
Tujuan
• Mempertahankan jalan napas paten
• Aspirasi di cegah
Intervensi Keperawatan
• Pantau tanda-tanda distress pernapasan, sianosis, takipnea
• Auskultasi suara napas setiap 2 jam, catat adanya suara ronki
• Periksa balutan luka setiap jam selama periode pertama pasca operasi dan kemudian dilakukan setiap 4 jam
• Pertahankan posisi semi fowler
• Gunakan kirbat es untuk mengurangi edema di daerah sekitar insisi
• Lakukan penghisapan pada mulut dan trachea sesuai dengan indikasi, catat warna dan karakteristik sputum

Diagnosa keperawatan II
Komunikasi, kerusakan; verbal yang b/d cedera pita suara, kerusakan saraf laring
Tujuan
Mampu menciptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami
Intervensi keperawatan
• Kaji fungsi bicara secara periodik
• Anjurkan untuk tidak bicara terus menerus
• Pertahankan komunikasi yang sederhana
• Berikan metode komunikasi alternatif yang sesuai
• Pertahankan lingkungan yang tenang
Diagnosa Keperawatan III
Nyeri yang berhubungan dengan insisi pada kelenjar tiroid
Tujuan
Klien mengalami nyeri yang minimal.
Intervensi Keperawatan
• Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala penilaian nyeri
• Letakkan klien dalam posisi semi fowler dan sokong kepala atau leher dengan bantal pasir atau bantal kecil
• Ajarkan klien cara menopang leher dan kepala saat merubah posisi
• Tempatkan bel pemanggil disisi klien agar mudah digunakan
• Pertahankan lingkungan yang tenang, kurangi stresor
• Kolaborasi :
o Berikan obat analgetik sesuai program
o Berikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak seperti es krim.

Diagnosa Keperawatan IV
Resiko tinggi terhadap tetani yang b/d ketidak seimbangan kimia dan stimulasi SSP yang berlebihan
Tujuan
Cedera dengan komplikasi minimal/terkontrol
Intervensi Keperawatan
• Pantau tanda-tanda vital, catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia <140- 200 x/m, disritmia, distres pernapasan, sianosis.
• Observasi adanya peka rangsang, misalnya : gerakan tersentak, kebas
• Pertahankan penghalang tempat tidur
• Kolaborasi :
o Pantau kadar kalsium darah
o Berikan obat sesuai indikasi
o Sedative
o Antikonvulsan
C. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan, melaksanakan setiap tindakan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan sesuai dengan kondisi klien

E. Evaluasi
Evaluasi di sesuaikan dengan kriteria hasil yang ingin dicapai :
• Mempertahankan jalan napas paten
• Aspirasi dicegah
• Mampu menciptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami
• Mengalami nyeri yang minimal
• Cidera dengan komplikasi minimal

DAFTAR PUSTAKA
 Marilynn E. DOENGES. 1999 Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3, Jakarta ; EGC
 Zlizanne dan Brenda. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner dan Suddarth Vol 1,2, edisi 8, Jakarta ; EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar