Selasa, 30 Maret 2010

konsep keluarga

KONSEP KELUARGA

A. PENGERTIAN / DEFINISI KELUARGA

WHO (1969)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, Adopsi atau perkawinan.

DUVAL
Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.

HELVIE (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

BERGESS (1962)
1. Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/darah/adopsi.
2. Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.
3. Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial.
4. Punya kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi mempunyai keunikan tersendiri.

B. PERAN KELUARGA
PERAN :
 Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.
 Target dari apa yang diharapkan yang harus dilakukan individu pada situasi tertentu untuk mencapai tujuan.
PERAN :
• FORMAL
• INFORMAL
FORMAL :
 Suami, isteri, orang tua.
 Pengasuh.
 Pemelihara rumah.
 Berhubungan dengan keluarga suami/istri
 Pemberi.
 Sexual.
INFORMAL :
 Inisiator.
 Dominator.
 Koordinator.
 Anggota Masyarakat
 DLL.

C. FUNGSI KELUARGA

1. WHO (1978)
Fungsi Biologis
• Reproduksi
• Pemelihara dan membesarkan anak.
• Memberi makan.
• Mempertahankan kesehatan.
• Rekreasi.

Prasyarat
• Manajemen Fertilitas.
• Kesehatan Genetik.
• Perawatan selama hamil.
• Prilaku konsumsi yang sehat.
• Melakukan perawatan.

Fungsi Ekonumi
• Ada sumber penghasilan.
• Menjamin keamanan finansial anggota keluarga.
• Menentukan alokasi sumber.

Prasyarat
Keluarga Mempunyai :
• Pengetahuan yang sesuai.
• Ketrampilan yang sesuai.
• Tanggung Jawab.

Fungsi Psikologis
• Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatlan perkembangan kepribadian secara alami.
• Memberikan perlindungan psikologis yang optimum.

Prasyarat
• Emosi stabil.
• Perasaan antar anggota keluarga baik.
• Kemampuan untuk mengatasi stress dan krisis.

Fungsi Edukasi
Mengajarkan ketrampilan, sikap dan pengetahuan.

Prasyarat
Anggota keluarga harus mempunyai tingkat intelegensi.
 Pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman yang sesuai.

Fungsi Sosiokultural
Transfer nilai-nilai yang berhubungan dengan :
• Prilaku.
• Tradisi/adat.
• Bahasa.

Prasyarat
• Keluarga harus mengetahui standar nilai yang dibutuhkan.
• Memberi contoh norma-norma prilaku
• Serta mempertahankannya.
2. FUNGSI KELUARGA (FRIEDMAN)
Fungsi Affective
• Perlindungan Psikologis.
• Rasa aman.
• Interaksi.
• Mendewasakan.
• Mengenal identitas diri individu.

Fungsi Sosialisasi Peran
• Fungsi dan peran di masyarakat.
• Sasaran untuk kontak sosial di dalam/di luar rumah.

Fungsi Reproduksi
• Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

Fungsi Memenuhi Kebutuhan Fisik dan Perawatan.
• Sandand, pangan dan papan.
• Perawatan Kesehatan.

Fungsi Ekonumi.
• Pengadaan sumber dana.
• Pengalokasian dana.
• Pengaturan keseimbangan.

Fungsi Pengontrol/Pengatur.
• Memberikan pendidikan, norma-norma.

3. FUNGSI KELUARGA (PP No. 21 Th. 1994)
Fungsi Keagamaan.
Wahana utama dan pertama menciptakan seluruh anggota keluarga menjadi insan yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Fungsi Sosial Budaya.
Menggali, mengembangkan dan melestarikan sosial budaya indonesia.

Fungsi Kasih Sayang.
Pengembangan rasa cinta dan kasih sayang setiap anggota keluarga, antar kerabat, antar generasi.

Fungsi Perlindungan.
• Memberikan rasa aman, tenteram lahir batin.
• Memberikan keteladanan.

Fungsi Reproduksi.
• Memberikan keturunan yang berkualitas melalui : pengaturan dan perencanaan yang sehat.
• Insan pembangunan yang handal.

Fungsi Pendidikan dan Sosialisasi
• Keluarga sebagai pendidikan utama dan pertama anggota keluarga → Meningkatkan fisik, mental, sosial dan spiritual.
• Secara serasi, selaras dan seimbang.
• Anggota keluarga → Menjadi panutan bagi masyarakat dan diri sendiri.

Fungsi Ekonumi
• Keluarga meningkatkan ketrampilan dalam usaha ekonumis produktif.
• Pendapatan keluarga meningkat.
• Kesejahteraan.

Fungsi Pembinaan Lingkungan
• Meningkatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam → Serasi, selaras dan seimbang.

ALASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
A. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat dijadikan gambaran dari manusia.
B. Prilaku keluarga dapat menimbulkan masalah, tetapi dapat pula mencegah masalah-masalah kesehatan dan menjadi sumber daya pemecah masalah kesehatan.
C. Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling mempengaruhi terhadap individu dalam keluarga.
D. Merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga.
E. Keluarga merupakan pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah.
F. Merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan dan mengembangkan kesehatan kepada masyarakat.

TYPE KELUARGA
1. Tradisional Nuclear.
Keluarga Inti (Ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Reconstituted Nuclear.
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3. Middle Age / Aging Couple.
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
4. Dyadic Nuclear.
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak. Keduanya/salah satu bekerja di luar rumah.
5. Single Parent.
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/di luar rumah.
6. Dual Carrier.
Suami istri/keduanya orang karier dan tanpa anak.
7. Commuter Married.
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.
Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult.
Wanita/pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untukkawin.
9. Three Generation.
Tiga generasi/lebih tinggl dalam satu rumah.
10. Institusional.
Anak-anak/orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11. Comunal.
Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12. Group Marriage.
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
13. Unmaried Parent and Child.
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
14. Cohibing Caiple.
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
15. Extended Famili.
Nuclear famili dan lain-lain famili tinggal dalam satu rumah dan berorientasi pada satu kepala keluarga.

PERKEMBANGAN KELUARGA
MINICHIN – 1974.
Siklus perkembangan keluarga merupakan komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu sistem.

DUVALL – 1950
Keluarga adalah unit dasar perkembangan.
Sistem keluarga tumbuh dan berubah serta mempunyai tugas perkembangan sendiri.

SIKLUS PERKEMBANGAN KELUARGA DAN TUGASNYA (DUVALL)
1. Keluarga Baru (Berginning Family)
Pasangan yang belum mempunyai anak.
Tugas :
• Membina hubungan dan kepuasan bersama.
• Menetapkan tujuan bersama.
• Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
• Merencanakan anak – KB.
• Prenatal Care – Pengertiankehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.

2. Child Bearing.
Anak I umur kurang dari 30 bulan.
Tugas :
• Membagi peran dan tanggung jawab.
• Menata ruang untuk anak.
• Biaya/dana Child Bearing.
• Memfasilitasi role learing anggota keluarga.
• Bertanggung jawab merawat anak.
• Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah (Families With Preschool).
Usia anak I antara 30 bulan sampai 6 tahun.
Tugas Keluarga :
• Menyesuaikan pada kebutuhan dan minat anak pra sekolah.
 Perhatikan tukem, kebutuhan fisik, belajar, berfikir dan kontak sosial yang dibutuhkan anak.
• Merencanakan kelahiran berikut.
 Anak bertambah  Peningkatan tanggung jawab.

4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Families With School Children).
Usia anak 6 – 13 tahun.
Tugas Keluarga :
• Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
• Menyediakan aktifitas untuk anak.
• Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsrtakan anak.

5. Keluarga dengan Anak Remaja (Families With Teenagers).
Usia anak 13 – 20 tahun.
Tugas Keluarga :
• Pengembangan terhadap remaja.
Þ Sertakan remaja dalam bertanggung jawab.
• Memelihara komunikasi terbuka.
Þ Cegah gep komunikasi.

6. Keluarga dengan Anak Dewasa (Launching Center Families).
Anak I meninggalkan rumah.
Tugas Keluarga :
• Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
• Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
• Berperan suami-istri kakek dan nenek.
• Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

7. Keluarga Usia Pertengahan(Middle Age Families).
Tugas Keluarga :
• Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan ®Mengolah minat sosial dan waktu santai.
• Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
• Keakrapan dengan pasangan.
• Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
• Persiapan masa tua/pensiun.

8. Keluarga Lanjut usia.
Pensiun, saling rawat, kematian pasangan, sepi.
Tugas Keluarga :
• Penyesuaian tahap masa pensiun, cara hidup.
• Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

KELUARGA SEJAHTERA

A. PENGERTIAN
Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang syah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (A. Mungit, 1996).

B. TUJUAN
• Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah yang dihadapi.
• Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menganalisa potensi dan peluang yang dimilikinya.
• Meningkatnya kemauan masyarakay dalam memecahkan masalahnya secara mandiri.
• Meningkatnya gotong royong dan kesetia kawanan sosial dalam membantu keluarga khususnya keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraannya.

TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA

A. Keluarga pra sejahtera.
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal.
Pada Keluarga pra sejahtera kebutuhan dasar belum seluruhnya terpenuhi yaitu :
1. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih.
3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas di rumah, bekerja, sekolah dan bepergian.
4. lantai rumah terluas bukan lantai tanah.
5. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sarana kesehatan.

B. Keluarga Sejahtera I.
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum bapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.
Pada Keluarga Sejahtera I kebutuhan dasar 1 sampai dengan 5 telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi yaitu :
6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
7. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan daging/ikan/telur.
8. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru pertahun.
9. Luas lantai rumah paling kurang 8 M persegi untuk tiap penghuni rumah.
10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
11. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghasilan tetap.
12. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin.
13. Seluruh anak berusia 5 – 15 tahun bersekolah pada saat ini.
14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil).

C. Keluarga Sejahtera II.
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Pada Keluarga Sejahtera II, kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 s/d 14 terpenuhi), namun kebutuhan pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi antara lain :
15. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
16. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
19. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 X / 6 bulan.
20. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/majalah.
21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi daerah.

D. Keluarga Sejahtera III.
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Pada Keluarga Sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (1 s/d 21 terpenuhi), namun keperdulian sosial belum terpenuhi, yaitu :
22. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
23. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

E. Keluarga Sejahtera III Plus.
Keluarga Sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki keperdulian sosial yang tinggi (1 s/d 23 terpenuhi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar